Minggu pagi, komik mulai didisplay di tembok-tembok kampung Pekaten
dan di pendapa Ngaliman sebelah timur kantor Yayasan Kantil. Begitu juga dengan
gambar anak-anak hasil lomba. Pukul 13.00 WIB, sudah terpasang terpal dan tikar
di lapangan Youngco. Di situ warga Pekaten dan mahasiswa dkv ISI Yogyakarta
duduk berhadap-hadapan. Di tengah-tengah mereka terhidang nasi gudangan beralas
daun pisang yang ditata memanjang. Siang itu mahasiswa bersama warga mengadakan
acara Dahar Kembul. Itu adalah istilah dalam bahasa Jawa. Dahar berarti makan,
dahar kembul berarti makan sepiring untuk bersama.
Berbeda dengan hari-hari penggarapan sign kemarin,
siang itu seluruh lapisan usia warga Pekaten mulai dari anak-anak sampai dengan
kakek nenek berkumpul di situ. Acara dibuka oleh koordinator sub event
Diskomfest#4 di Kotagede, Hendi Ciputra, dan disambut oleh sesepuh warga
Pekaten. Sesepuh mewakili warga mengucap rasa senang dengan diadakannya acara
itu karena mampu mempererat keakraban satu sama lain. Sebelum memulai makan,
beliau memimpin doa, semoga diberi berkah atas makanan tersebut, dan semoga acara
puncak Diskomfest#4 berjalan sukses.
Pukul 16.00 WIB, beberapa komikus peserta lomba sudah
berkumpul di lapangan. Hadir juga rombongan mahasiswa dan dosen dkv UNIKA
Soegijopranoto Semarang. Acara sore hari itu diawali dengan sambutan dari warga
Pekaten, Sumbo Tinarbuko, Asnar Zacky (dosen dkv ISI Yogyakarta), dan Nasrudin
(perwakilan dari Penerbit Jalasutra). Kemudian penyerahan simbolis buku Kotagede
Dalam Komik oleh Asnar Zacky kepada Amron Ismadi (perwakilan warga), dan
sambutan terakhir oleh M. Natsier Chirzin. Selanjutnya, para tamu dipandu berjalanan
menyusuri gang-gang di kampong Pekaten. Dipandu oleh M. Natsir, mereka disuguhi
karya-karya komik, sign system, mural, serta cerita tentang Kotagede.
Puncak Kampus to Kampung
Lapangan Youngco pukul 19.15 WIB. Acara pentas seni dimulai
dengan diputarnya video bumper rangkaian kegiatan Kampus to Kampung di Pekaten.
Separuh halaman lapangan digelari tikar. Penonton berdesakan, mahasiswa dan warga
membaur menjadi satu. Tepi lapangan, teras rumah, rerumputan, sampai dengan
pagar pembatas menjadi tempat duduk para penonton. Dengan MC Opi dan Eca, acara
selanjutnya giliran anak-anak Pekaten unjuk gigi dengan Dolanan Bocah, diiringi
musik dari personil karawitan ISI Yogyakarta. Mereka menampilkan kombinasi tarian,
nyanyian, musik, permainan anak tradisional seperti Jamuran, Nyanyian Padang Bulan,
Takpetik-petik Kembang Melati, Soyong-soyong, Ayo Tuku Kluwe, dan Baris Rampak
yang disatukan dengan percakapan yang berisi pesan social kepada anak-anak
jaman sekarang, salahsatunya agar tidak fesbukan melulu.
Setelah ada pertunjukan sulap dari warga Pekaten dan ucapan
terimakasih dari Kaprodi dkv ISI Yogyakarta, Hartono Karnadi, tiba-tiba ada
orang aneh muncul dari barisan penonton. Seorang lelaki berambut panjang tidak
beraturan, mengenakan bikini kuning di luar celana panjangnya, bersayap sarung
ala superman, muncul dan mengagetkan penonton. Dialah Rocky, mahasiswa jurusan
teater ISI Yogyakarta. Ia menampilkan sebuah monolog yang mengundang tawa
seluruh penonton. Dengan gayanya yang kocak, ia memperagakan kisah seorang
mahasiswa yang keblinger dengan ilmu-ilmu yang diperolehnya. Kedua orangtuanya
gusar, lalu membawanya kepada seorang guru dan akhirnya ia tersadar bahwa
ilmu-ilmu yang diperolehnya itu semata-mata untuk Indonesia tercinta. Seketika
itu ia mengeluarkan bendera Merah Putih dari dalam pakaiannya sambil
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dibarengi oleh penonton.
Benar-benar terasa nuansa peringatan hari merdeka Republik Indonesia.
Selanjutnya giliran ibu-ibu warga Pekaten menampilkan Tari
Indang, diiringi suara musik yang mendayu-dayu dari putaran kaset. Kemudian
tampil Orkes Keroncong dari ISI Yogyakarta yang bernama Congyoung. Selesai
membawakan lima lagu, ibu-ibu kembali tampil dengan tari Yapong.
Di penghujung acara, grup band bapak-bapak Pekaten tampil
membawakan lagu-lagu Koes Plus. Mereka menyebut nama-nama mereka dengan
tambahan Kuswoyo dibelakangnya. Edi Kuswoyo, Amron Kuswoyo, dan Muh Kuswoyo
adalah para ketua RT dan pengurus kampung Pekaten. Dengan panggung berupa teras
di tepi lapangan, nunsa tahun 70-an kembali terasa malam itu.
--
Rangkaian kegiatan di Kotagede, khususnya Pekaten, telah menyumbang
banyak pengalaman bagi diri saya pribadi, baik sebagai mahasiswa maupun warga
Kotagede. Di satu sisi saya menjadi mahasiswa dkv seutuhnya, namun di sisi lain
ketika berbincang-bincang dengan warga, saya memakai bahasa Jawa dan
menyinggung masalah yang terkait dengan Kotagede sendiri, sehingga pembicaraan
kami pun nyambung.
Tamat
Foto-foto: Dokumentasi Diskomfest#4
The best 7 Casino Slots in New York (2021)
BalasHapusFind the 화성 출장마사지 best 7 Casino slots in New York (2021) including 원주 출장안마 table games, 계룡 출장안마 video slots, 김포 출장샵 Casino Slot Games - Play at 의왕 출장안마 Slotyro Casino.