Langsung ke konten utama

Kamisketsa, Coretan Kuliner Jogja


I am Kamisketsa and I come from Kotagede, Yogyakarta, Indonesia. My username “kamisketsa” is from two words: “kamis” which means Thursday and “sketsa” which means sketch. I use that name because I did my first sketch on a Thursday morning. Since that day, I have always uploaded a sketch on my Facebook page every Thursday. I also upload photos of places that I sketch.





My culinary sketches started from my morning routines in August 2015. Every morning, I biked around 1 kilometer to throw away some household litter. One day on my way back home I bought a meal to eat. On the next morning, I sketched while waiting for the food to be ready.

Then, it wasn’t only in the morning that I sketched. I sketched whenever I bought food, noon and night, especially traditional food. Day after day, I think that sketching is fun and I like my local culture. By the way, Kotagede (my hometown) was an old town before it was a huge palace in my wide country. So we can find a whole lot of traditional food sellers at many places in Kotagede.



Long before my culinary sketches, my sketching started about a year before, after I read Tokyo on Foot by Florent Chavouet. For my sketching, I bought a 12 color Koi watercolor pocket sketch box and drawing pens (0.1, 0.4 and 0.6). I used these for my first journey sketches of Chiang Mai. Now, I often use 0.05 Pigma Micron for outline and B.B. Pigma brush pen for headline text.



I start with a rough sketch using a mechanical pencil, just to make sure objects are in the right proportion. Then I adjust outlines and detail. After I feel it’s enough, I start coloring with my watercolor. Lastly, I add a headline with my brush pen.

The first time I used watercolor for my artwork was 2010, when I studied visual communication design at Indonesia Institute of Arts, Yogyakarta. Now, I work as a graphic designer and illustrator. I love vector art. I love movies, traveling, culinary arts, local culture and bunnies. My artwork is centered on those things. You can see more of my artwork and design on my other Instagram feed (@imamzack).

For me, sketching is a lovely activity that makes me relax in the middle of my work activities. Thanks for reading!

Kamisketsa


Selamat pagi! Ada hobi baru yang menarik belakangan ini. Tulisan di atas adalah artikel di web seorang sketcher bernama Charlie, yang mengumpulkan cerita di balik para sketcher di instagram. Cek cerita para sketcher di doodlewash.com .

Artikel kamisketsa doodlewash ada di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumandang Takbir Kotagede 1432 H

Kumandang takbir menggema, suarakan kemenangan menyambut hari nan fitri. Memenuhi jalanan Kotagede, sangat terasa semangat putra putri kota perak itu. Jogja Istimewa Senin 29/08/2011, barisan takbir anak-anak dari beberapa pengajian anak di Kotagede memenuhi jalanan Kotagede bagian selatan. Start dari SMA N 5 (jl. Nyi Pembayun), dan finish di depan kantor kelurahan desa Jagalan (Jl. Mondorakan). Takbir keliling yang diadakan tiap tahun ini diadakan oleh sie pawai AMM Kotagede. Kegiatan ini dilombakan, dan tema tahun ini adalah "Keistimewaan Jogja dalam Keistimewaan Takbir". Dari tema, sudah terbayang atribut-atribut yang muncul pada malam hari itu. Pasti tidak jauh dari pakaian adat Jogja, terutama batik. Begitu juga dengan pengajian di tempat saya tinggal, yang memakai jarik sebagai bagian dari kostum takbir mereka. Salah satu daya tarik dalam event ini adalah kreatifitas peserta. Dari satu tema, bisa berkembang menjadi berbagai macam tampil...

Kilas Balik Perjalanan Karya Imam Zakaria (2008-2011)

Tempat pertama yang mengenalkan saya ke ilmu desain adalah Prodi Desain Komuniksai Visual ISI Yogyakarta. Waktu itu, bulan Juli 2008 saya mengikuti ujian masuk dkv ISI Jogja gelombang pertama. Tanpa persiapan yang matang. Entah itu teori desain atau belajar menghadapi tes masuk. Saat itu saya membawa pensil warna 12 warna milik adik saya. Dan pada saat tes wawancara, saya berhadapan dengan dua orang dosen penguji, yang belakangan saya baru tahu bahwa dua orang bapak itu adalah Pak Koskow dan Pak Baskoro. Di ruangan itu saya ditanya kenapa saya masuk ISI? “Karena saya ingin bekerja berdasar hobi saya, yaitu menggambar”, jawaban singkat saya. Ya, begitulah, di pikiran saya waktu itu, menurut saya pekerjaan yang tidak akan pernah membosankan adalah pekerjaan yang didasari oleh hobi. Karena akan dijalani dengan penuh suka cita.

Mancing di "Pantai Pribadi" Ngobaran

Liburan di akhir pekan biasanya harus rela berbagi tempat dengan wisatawan lain yang juga ingin menikmati hari liburnya. Terakhir kali ke pantai daerah Gunung Kidul kemarin, saya harus melewati kemacetan yang terjadi di jalan menuju deretan pantai di sana. Mulai pantai Baron sampai Indrayanti, jalan dipenuhi dengan mobil yang datang maupun pergi. Sampai di Indrayanti, rasanya seakan-akan Malioboro pindah ke Gunung Kidul. Kerumunan orang sudah seperti cendol di es dawet, padet. Semakin ramainya orang membincangkan keelokan pantai Gunung Kidul dari mulut ke mulut sampai dengan online, seperti saya ini, membuat pantai-pantai daerah itu semakin ramai pengunjung, didukung dengan semakin banyaknya fasilitas seperti kamar mandi dan penjual makanan di pinggir pantai. Belajar dari pengalaman kemarin, liburan kali ini saya dan teman-teman menentukan tujuan jalan-jalan kali ini adalah pantai di sebelah barat pantai Baron, yaitu pantai Ngobaran. Jalur menuju Ngobaran agak berbeda dengan jalur ke...