Akhir bulan November ini ada pameran Tugas Akhir (TA) lagi di kampus DKV ISI Yogyakarta. TA adalah ujian tertinggi dalam perkuliahan yang harus ditempuh untuk mendapat kelulusan, dan layak mendapat gelar sarjana. Lebih dari itu, TA adalah ajang pembuktian kemampuan yang diperoleh selama kuliah.
Di ISI, seluruh mahasiswa menempuh mata kuliah yang sama, kecuali beberapa mata kuliah pilihan yang ditujukan untuk memperdalam ilmu sesuai dengan spesialisasinya. Secara garis besar, ada dua macam mahasiswa yang akan ditelurkan DKV, yaitu penciptaan dan pengkajian, yang bisa dilihat dari TA-nya, berupa karya (penciptaan) atau skripsi (pengkajian). Namun, bukan berarti anak penciptaan tidak bisa melakukan pengkajian, dan anak pengkajian tidak bisa berkarya. Itu terkait dengan pilihan hidup. Kata seorang mahasiswa yang memilih TA penciptaan, ia memilih berkarya karena seakan ia bisa menjadi Tuhan (pencipta), kreator yang menentukan skenario hidup ciptaannya, bukan hanya nabi (pengkaji) (sumber: bincang-bincang dengan Pak Koskow).
Karya Adalah Personifikasi Mahasiswa
Biasanya, obyek perancangan atau pengkajian tidak jauh dari passion mahasiswa. Dalam pengerjaan TA pasti ditemui kendala, dan umumnya akan lebih mudah diatasi jika TA-nya sesuai dengan passion masing-masing. Mereka akan mengerjakan sepenuh hati, memaksimalkan potensi untuk mendapat hasil yang terbaik. Walaupun ada juga yang mengerjakan TA setengah-setengah, asal jadi, terburu-buru karena sudah mepet deadline, yang penting lulus.
Dengan melihat karya TA, kita bisa melihat jiwa mahasiswa dari masalah yang diangkat dan solusi yang ditawarkan, meliputi strategi yang diterapkan, konsep, teknik, media, dan eksekusinya.
Ensiklopedi Mesin Perang Terhebat Era Perang Dunia II karya Dipo, adalah wujud kecintaannya pada sejarah peperangan, terutama peralatannya. Di toko-toko buku, dia merasa belum menemukan buku yang berisi lengkap seperti yang diharapkannya. Dalam buku tersebut dia mengumpulkan data dan gambar mesin perang yang ditampilkan dengan teknik manual drawing. Dia menggambar ulang foto-foto yang berhasil dikumpulkannya. Walau prosesnya cukup lama, tapi dia puas dengan hasilnya. Dia pun menggarap display dengan cukup serius, dengan menampilkan beberapa replika kendaraan perang. Menurutnya, harga satu replika sekitar 500ribuan. Totalnya tinggal dikali saja ada berapa replika di situ. Menurut saya, dia orang yang paling memanjakan pengunjung. Dia mencetak banyak merchandise berupa stiker, pembatas buku, dan pin. Demi pemerataan mercandhisenya, dia rela berdiri di dekat stan untuk menaruh sedikit demi sedikit benda-benda itu di atas meja. "Lha ini tiap 5 menit sudah habis", katanya. Haha ... mumpung gratis po.
Yak, selesai sudah. Peserta pameran kali ini ada sepuluh orang. Kembali ke awal, bahwa DKV adalah upaya pemecahan masalah komunikasi visual, munculnya desain pasti berawal dari adanya masalah. Ada gap antara realita dengan bentuk ideal. DKV membawa fungsi identitas, informasi, dan persuasi yang disampaikan pihak komunikator kepada komunikan, yaitu target audience. Oleh karena itu, hasil akhir sebuah desain akan sangat dipengaruhi oleh dua pihak tadi, sementara desainer adalah seorang perantara yang mempertemukan mereka. Pada akhirnya, karya TA yang sesuai dengan passion desainer adalah sebuah pilihan.
Di ISI, seluruh mahasiswa menempuh mata kuliah yang sama, kecuali beberapa mata kuliah pilihan yang ditujukan untuk memperdalam ilmu sesuai dengan spesialisasinya. Secara garis besar, ada dua macam mahasiswa yang akan ditelurkan DKV, yaitu penciptaan dan pengkajian, yang bisa dilihat dari TA-nya, berupa karya (penciptaan) atau skripsi (pengkajian). Namun, bukan berarti anak penciptaan tidak bisa melakukan pengkajian, dan anak pengkajian tidak bisa berkarya. Itu terkait dengan pilihan hidup. Kata seorang mahasiswa yang memilih TA penciptaan, ia memilih berkarya karena seakan ia bisa menjadi Tuhan (pencipta), kreator yang menentukan skenario hidup ciptaannya, bukan hanya nabi (pengkaji) (sumber: bincang-bincang dengan Pak Koskow).
Karya Adalah Personifikasi Mahasiswa
Biasanya, obyek perancangan atau pengkajian tidak jauh dari passion mahasiswa. Dalam pengerjaan TA pasti ditemui kendala, dan umumnya akan lebih mudah diatasi jika TA-nya sesuai dengan passion masing-masing. Mereka akan mengerjakan sepenuh hati, memaksimalkan potensi untuk mendapat hasil yang terbaik. Walaupun ada juga yang mengerjakan TA setengah-setengah, asal jadi, terburu-buru karena sudah mepet deadline, yang penting lulus.
Dengan melihat karya TA, kita bisa melihat jiwa mahasiswa dari masalah yang diangkat dan solusi yang ditawarkan, meliputi strategi yang diterapkan, konsep, teknik, media, dan eksekusinya.
Ensiklopedi Mesin Perang Terhebat Era Perang Dunia II karya Dipo, adalah wujud kecintaannya pada sejarah peperangan, terutama peralatannya. Di toko-toko buku, dia merasa belum menemukan buku yang berisi lengkap seperti yang diharapkannya. Dalam buku tersebut dia mengumpulkan data dan gambar mesin perang yang ditampilkan dengan teknik manual drawing. Dia menggambar ulang foto-foto yang berhasil dikumpulkannya. Walau prosesnya cukup lama, tapi dia puas dengan hasilnya. Dia pun menggarap display dengan cukup serius, dengan menampilkan beberapa replika kendaraan perang. Menurutnya, harga satu replika sekitar 500ribuan. Totalnya tinggal dikali saja ada berapa replika di situ. Menurut saya, dia orang yang paling memanjakan pengunjung. Dia mencetak banyak merchandise berupa stiker, pembatas buku, dan pin. Demi pemerataan mercandhisenya, dia rela berdiri di dekat stan untuk menaruh sedikit demi sedikit benda-benda itu di atas meja. "Lha ini tiap 5 menit sudah habis", katanya. Haha ... mumpung gratis po.



Sumber: FB Tofa
Yak, selesai sudah. Peserta pameran kali ini ada sepuluh orang. Kembali ke awal, bahwa DKV adalah upaya pemecahan masalah komunikasi visual, munculnya desain pasti berawal dari adanya masalah. Ada gap antara realita dengan bentuk ideal. DKV membawa fungsi identitas, informasi, dan persuasi yang disampaikan pihak komunikator kepada komunikan, yaitu target audience. Oleh karena itu, hasil akhir sebuah desain akan sangat dipengaruhi oleh dua pihak tadi, sementara desainer adalah seorang perantara yang mempertemukan mereka. Pada akhirnya, karya TA yang sesuai dengan passion desainer adalah sebuah pilihan.
top markotop...
BalasHapusterimakasih bli. Blog-blognya keren juga :D
BalasHapusgooodd...
BalasHapus