Langsung ke konten utama

"Brosur Lebaran Kotagede", Wadah Belajar Bersama

Alhamdulillah, sebentar lagi kita bakal bertemu bulan Ramadhan lagi. Saatnya kembali menatar diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Ramadhan di Kotagede, ada ciri khas yang melekat, yang mungkin tidak ada di beberapa tempat lain. Di sini ada pawai takbir keliling malam Idul Fitri, ada silaturahmi dari rumah ke rumah di bulan Syawal, dan yang pasti ada Brosur Lebaran. Yang terakhir ini sudah ada sejak lima puluh tahun yang lalu. Kata orang-orang tua di sini, Brosur adalah ciri khas Lebaran Kotagede. Kalau belum beli Brosur Lebaran, terasa belum lebaran, terutama bagi orang-orang Kotagede yang menetap di luar kota. Brosur Lebaran bisa menjadi media untuk melihat-lihat ada apa di Kotagede setahun terakhir. Ya ... setahun terakhir, karena Brosur Lebaran cuma terbit setahun sekali, yaitu setiap hari raya Idul Fitri.




Kok bisa terbit setahun sekali? Siapa yang bikin ya?

Nah, itu hasil dari kerjasama rekan-rekan muda di Kotagede yang tiap bulan Ramadhan selalu membentuk kepanitiaan. Salah satu bagiannya adalah sie Brosur yang mengurus penerbitan Brosur ini. Di dalamnya ada susunan kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, tim redaksi, tim produksi, tim perusahaan, dan tim pemasaran. Masing-masing tim ada penanggungjawabnya. Redaksi bertugas merancang dan mencari bahan isi Brosur, mulai dari penentuan tema, rubrik-rubrik, proses wawancara, sampai dengan penulisan dan siap didesain layout/tata letaknya oleh produksi. Sementara itu, perusahaan bertugas mencari dana untuk penerbitan Brosur, yaitu lewat penawaran iklan kepada instansi, toko, keluarga, atau perorangan yang ada di Kotagede yang nantinya akan dimuat di dalam Brosur. €Iklan dari perusahaan dan materi dari redaksi kemudian diserahkan kepada produksi untuk ditata, ditambahi ilustrasi atau elemen grafis tertentu, dan dicetak hingga Brosur siap dipasarkan. Tim pemasaran bertugas memasarkan Brosur, mulai dari woro-woro terbitnya Brosur, sampai dengan menjual Brosur di hari raya Idul Fitri.

Sepertinya sudah ada pembagian tim yang bertanggungjawab di masing-masing bagian, namun pelaksanaannya lebih fleksibel. Proses wawancara, menulis artikel, bisa saja dibantu orang dari tim lain. Wawancara ke narasumber biasanya dilakukan oleh beberapa orang. Proses produksi sering juga dibantu oleh anggota tim di luar produksi. Yang suka corat-coret bisa membantu bikin ilustrasi, mendesain iklan, atau membantu pemasaran membuat poster publikasi. Untuk penawaran iklan, biasanya semua orang terlibat. Yang ingin sedikit tambah-tambah uang saku lebaran, bisa berburu iklan lebih banyak, karena disediakan fee berdasar perolehan iklannya. Penjualan Brosur juga dilakukan bareng-bareng. Terdapat beberapa tempat penjualan yang tersebar di sekitar Kotagede, tapi pusatnya tetap di lapangan Karang.



"Aku nggak bisa menulis, nggak bisa nggambar, nggak bisa mendesain, berarti nggak bisa ikut Brosur dong?"

BISA BANGET. Brosur Lebaran bukan mencari orang yang sudah ahli, tapi mencari teman-teman yang ingin dan mau belajar. Yang belum bisa menulis, ikut proses wawancara dulu juga bisa, ikut tiap ada rapat redaksi, perhatiin proses menulis teman-teman yang sedang menulis. Yang belum bisa mendesain tapi punya ketertarikan di bidang itu, bisa datang lihat-lihat teman-teman yang sedang ngutak-atik komputer di sana. Rajin mencoba dan meminta arahan dari teman-teman yang sudah bisa, atau corat-coret bikin ilustrasi dan poster dulu. Yang ingin tau proses cetak sebuah buku mulai dari estimasi biaya sampai finishing, bisa ikut teman-teman bikin plate cetak, setor ke percetakan, membawanya ke tukang finishing, sampai proses sortasi. Belum berminat di bidang tulis menulis maupun produksi? Bisa ikut jadi pemburu iklan dulu, atau bikin coret-coret dan keliling Kotagede nempel poster publikasi, atau ikut ngegame dulu di markas :D ... Semuanya dilakoni bareng-bareng. Jadi, tidak ada yang susah kan ...




Nah, bentar lagi Ramadhan, siap-siap nimbrung tiap malam sehabis tarawih di markas Brosur, Jl. Mondorakan barat SMA Muhammadiyah 4 Kotagede ...

Komentar

  1. Yup sepakat BrOsur Lebaran merupakan wadah untuk kita bisa belajar bersama, aku gabung ke BrOsur sejak masih memakai RUGOS (LETRAN) untuk membuat iklannya, sampai peralihan ke CorelDRAW

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumandang Takbir Kotagede 1432 H

Kumandang takbir menggema, suarakan kemenangan menyambut hari nan fitri. Memenuhi jalanan Kotagede, sangat terasa semangat putra putri kota perak itu. Jogja Istimewa Senin 29/08/2011, barisan takbir anak-anak dari beberapa pengajian anak di Kotagede memenuhi jalanan Kotagede bagian selatan. Start dari SMA N 5 (jl. Nyi Pembayun), dan finish di depan kantor kelurahan desa Jagalan (Jl. Mondorakan). Takbir keliling yang diadakan tiap tahun ini diadakan oleh sie pawai AMM Kotagede. Kegiatan ini dilombakan, dan tema tahun ini adalah "Keistimewaan Jogja dalam Keistimewaan Takbir". Dari tema, sudah terbayang atribut-atribut yang muncul pada malam hari itu. Pasti tidak jauh dari pakaian adat Jogja, terutama batik. Begitu juga dengan pengajian di tempat saya tinggal, yang memakai jarik sebagai bagian dari kostum takbir mereka. Salah satu daya tarik dalam event ini adalah kreatifitas peserta. Dari satu tema, bisa berkembang menjadi berbagai macam tampil...

Kilas Balik Perjalanan Karya Imam Zakaria (2008-2011)

Tempat pertama yang mengenalkan saya ke ilmu desain adalah Prodi Desain Komuniksai Visual ISI Yogyakarta. Waktu itu, bulan Juli 2008 saya mengikuti ujian masuk dkv ISI Jogja gelombang pertama. Tanpa persiapan yang matang. Entah itu teori desain atau belajar menghadapi tes masuk. Saat itu saya membawa pensil warna 12 warna milik adik saya. Dan pada saat tes wawancara, saya berhadapan dengan dua orang dosen penguji, yang belakangan saya baru tahu bahwa dua orang bapak itu adalah Pak Koskow dan Pak Baskoro. Di ruangan itu saya ditanya kenapa saya masuk ISI? “Karena saya ingin bekerja berdasar hobi saya, yaitu menggambar”, jawaban singkat saya. Ya, begitulah, di pikiran saya waktu itu, menurut saya pekerjaan yang tidak akan pernah membosankan adalah pekerjaan yang didasari oleh hobi. Karena akan dijalani dengan penuh suka cita.

Mancing di "Pantai Pribadi" Ngobaran

Liburan di akhir pekan biasanya harus rela berbagi tempat dengan wisatawan lain yang juga ingin menikmati hari liburnya. Terakhir kali ke pantai daerah Gunung Kidul kemarin, saya harus melewati kemacetan yang terjadi di jalan menuju deretan pantai di sana. Mulai pantai Baron sampai Indrayanti, jalan dipenuhi dengan mobil yang datang maupun pergi. Sampai di Indrayanti, rasanya seakan-akan Malioboro pindah ke Gunung Kidul. Kerumunan orang sudah seperti cendol di es dawet, padet. Semakin ramainya orang membincangkan keelokan pantai Gunung Kidul dari mulut ke mulut sampai dengan online, seperti saya ini, membuat pantai-pantai daerah itu semakin ramai pengunjung, didukung dengan semakin banyaknya fasilitas seperti kamar mandi dan penjual makanan di pinggir pantai. Belajar dari pengalaman kemarin, liburan kali ini saya dan teman-teman menentukan tujuan jalan-jalan kali ini adalah pantai di sebelah barat pantai Baron, yaitu pantai Ngobaran. Jalur menuju Ngobaran agak berbeda dengan jalur ke...