Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Menghias TK #5

Nah, yang ini mural TK sudah sejak bulan Mei tahun ini. Ada dua dinding yang digambar. Dengan deadline yang cukup mendesak, akhirnya saya meminta bantuan teman-teman saya. Dinding yang satu saya serahkan ke dua orang teman kampus, sedangkan dinding yang lebih besar saya kerjakan bertiga bersama teman-teman dari Kotagede.

Menghias TK #4

Berkarya untuk anak-anak selalu menyenangkan. Kemarin TK tempat saya mengajar baru saja direnovasi. Ada penambahan ruang kelas di balik ruang aula, sehingga ada pintu baru dari aula menuju kelas. Otomatis, gambar yang sudah ada di aula terpotong oleh pintu baru, sehingga harus digambar ulang. Hape saya letakkan di kursi, dan sesekali mengambil foto diri sendiri. Sebenarnya foto yang terambil lumayan banyak, tapi sampai di rumah hape saya eror. Banyak foto yang hilang, dan yang tersisa hanya beberapa di awal dan hasil akhirnya saja.

Jalan-jalan Pelestari Pusaka di Surabaya

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat jatah liburan 10 hari di Surabaya. Sebenarnya bukan liburan murni, tetapi ada 2 acara di sana. Yang pertama adalah pelatihan membuat aplikasi smartphone jelajah pusaka. Jelajah pusaka adalah jalan-jalan di kawasan pusaka. Sebagai contoh, di Kotagede orang bisa jalan-jalan menikmati bangunan-bangunan khas, lorong-lorong sempit, menikmati dan menonton proses pembuatan makanan khas daerah ini, menjumpai kehidupan masyarakatnya, dan masih banyak lagi. Yang dijumpai di situ bisa dikatakan sebagai potensi pusaka Kotagede. Dalam acara ini terdapat 10 kelompok peserta dari berbagai daerah di Indonesia, serta 5 kelompok sebagai observer kegiatan.  Acara yang kedua adalah temu pusaka indonesia 2012. Di sini berkumpul para pecinta dan pelestari pusaka dari berbagai daerah di Indonesia, dengan tema  “Pusaka Rakyat: Pelestarian Kampung beserta Lingkungan dan Budayanya”. Dalam kedua acara tersebut, saya dan teman saya mewakili organisasi pelestari pu

Kampus to Kampung #4 Pentas Seni dan Pameran

Minggu pagi, komik mulai didisplay di tembok-tembok kampung Pekaten dan di pendapa Ngaliman sebelah timur kantor Yayasan Kantil. Begitu juga dengan gambar anak-anak hasil lomba. Pukul 13.00 WIB, sudah terpasang terpal dan tikar di lapangan Youngco. Di situ warga Pekaten dan mahasiswa dkv ISI Yogyakarta duduk berhadap-hadapan. Di tengah-tengah mereka terhidang nasi gudangan beralas daun pisang yang ditata memanjang. Siang itu mahasiswa bersama warga mengadakan acara Dahar Kembul. Itu adalah istilah dalam bahasa Jawa. Dahar berarti makan, dahar kembul berarti makan sepiring untuk bersama.

Kampus to Kampung #3 Sign System & Mural

Setelah jalan-jalan, tanya-tanya, dianalisis, kemudian dipikir-pikir, maka muncullah sesuatu untuk dituangkan. Dicarilah secarik kertas kosong untuk dicorat-coret, kemudian dipoles di komputer. Setelah itu diperiksakan untuk mendapat nilai dan komentar. Diperbaiki dulu, kemudian hasilnya baru digoreskan ke media yang sebernarnya. Begitulah kata-kata sederhana dari perancangan signsystem dan mural di Pekaten dalam rangkaian sub event Kampus to Kampung. Mural di sini diposisikan sebagai bagian dari signsystem . Suatu malam, beberapa anggota tim signsystem datang ke mushola Assalam Pekaten. Bergabung dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kampung Pekaten. Tim mempresentasikan rancangan signsystem dan mural yang sudah mereka buat, serta membahas acara pentas seni yang akan mereka selenggarakan bersama. Tanggapan dan masukan pun didapat.

Kampus to Kampung #2 Komik Kotagede

Seiring berkembangnya zaman, sejarah Kotagede sedikit demi sedikit mulai terlupakan. Permainan tradisional mulai ditinggalkan. Sangat disayangkan jika kisah-kisah menarik di Kotagede hilang begitu saja. Berlatarbelakang masalah tersebut, dibuatlah komik tentang Kotagede. Dengan elemen visual dan verbal, media komik lebih mudah dipahami daripada hanya sekedar tulisan. Agar tujuannya tercapai, maka dilakukan riset dulu untuk menggali ide cerita dalam komik, serta menghadirkan Kotagede dalam komik itu sendiri. Diawali dengan studi literatur dahulu, kemudian studi lapangan dilakukan jalan-jalan keliling Kotagede serta wawancara dengan narasumber yaitu warga kampung Pekaten.

Kampus to Kampung #1 Jalan-jalan Kotagede

Dua tahun yang lalu, Kotagede diserbu gerombolan orang asing. Mereka datang berbondong-bondong ke salah satu kampung di daerah itu. Dengan bekal secuil ilmu, berupaya untuk menerapkannya ke lingkungan masyarakat Kotagede. Sehingga terjadilah sebuah perpaduan yang apik antara dua kelompok yang berbeda kultur dalam sebuah lingkup yang sama. Kegiatan itu berada dalam naungan sebuah event bernama Diskomfest. Diskomfest merupakan event dua tahunan yang digiatkan mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Yogyakarta. Tahun itu sudah pelaksanaannya yang keempat. Diskomfest #4 mengambil tema Culture Expansion. Kegiatan di Kotagede merupakan sub event dari event besar ini, dan diberi nama "Kampus to Kampung". Penggarapannya dilaksanakan dalam dua jalur, yaitu penggarapan sign system dan komik Kotagede.

SURVIVOR #1 Select Your Character, Press START, and Die

SURVIVOR adalah sebuah bentuk refreshing dari rutinitas kerja karyawan di tempat kerja saya, Syafaat Marcom. Awalnya hanya celetukan ide iseng untuk mencoba bertahan hidup di pantai tanpa bekal makanan, yang akhirnya benar-benar dilakukan, walau diwarnai berbagai bentuk kecurangan. Ckckck ... Tujuan kita adalah pantai di daerah Gunungkidul, yaitu pantai Watulawang dan satunya lagi saya lupa namanya. Masih berdekatan dengan pantai-pantai daerah itu. SURVIVOR#1 Berangkat pagi-pagi, agar tiba di lokasi belum terlalu siang. Sesuai kesepakatan hari sebelumnya, pagi itu tidak boleh sarapan dari rumah atau membawa bekal makanan. Kita berenam, tiga bapak muda, dan tiga yang lain masih  single .

SURVIVOR #2 The Diving Adventure

Belajar dari pengalaman survivor #1, kali ini kita tidak mencoba bertahan hidup. Inti acara kali ini adalah bersenang-senang. Tapi tali pancing dan umpannya tetap dibawa, siapa tau berhasil mendapat ikan lagi. Di pantai pertama, kita memesan makan di warung makan terdekat dengan batas air. Menu mulai dari ikan bakar, ikan krispi, cha lembayung, tempe goreng, sampai es kelapa muda. Semuanya  fresh from the oven,  ciedeh. Lezat sekali.

SURVIVOR #3 The Extreme Wave

Masih dengan ingatan segar di Survivor#2, kita membagikan cerita-cerita seru ke orang-orang di kantor. Alhasil, peserta  survivor   ketiga lebih banyak lagi dari seri sebelumnya yang hanya enam orang. Kali ini ada sepuluh orang peserta. Berdasar cerita seru di Survivor#2, maka yang kita siapkan adalah punya kacamata renang masing-masing untuk menikmati pemandangan indah karang pantai. Pengalaman yang lalu, hanya ada satu kacamata selam, dan itu membuat antrian panjang untuk bisa memakainya. Haha ...

Masa Kanak-kanak, Masa Keceriaan

Ketika masih kecil dulu, saya berpikir bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu dengan mudah. Saya selalu menawarkan bantuan kepada orang-orang di rumah. Tapi sering mereka menolaknya, dengan alasan saya belum bisa. Pernah, waktu ibu dan nenek saya memasak sesuatu, saya menawarkan diri untuk membantu memotong-motong sayuran dengan pisau. Saya pikir itu hal yang mudah. Tapi mereka menolaknya, dan hanya mempercayakan saya ke hal lain yang remeh temeh, seperti membersihkan sendok-sendok dengan lap, atau menyapu lantai. Agak jengkel juga. Menurut  saya, saya sudah mahir melakukan hal itu. Kenapa tugas saya cuma itu-itu saja?

Berburu Buku

Shopping center masih terkenal dengan surganya buku murah di Jogja. Biasa disebut "shopping", walaupun menurut arti bahasanya belum tergambar kata "buku", tapi nama itu sudah melekat bagi tempat tersebut. Terletak di Jl. Sriwedari, tepatnya di belakang benteng Vredeburg, berdampingan dengan Taman Pintar dan Taman Budaya Yogyakarta.

Jemu

Kerja keras bagai kuda ... La la la la ... Akhirnya ngeband lagi. Kali ini bareng kru Syafa'at. Siang-siang, pas jam kerja. Haha ... Tujuan utama ke studio sebenarnya buat take vocal untuk voice over editing iklan. Begitu masuk studio, yang dipegang langsung alat musiknya. Dicoba asal-asalan. Seperti orang-orang belum pernah masuk studio musik saja. Konon, para kru memang mantan musisi loh. Sudah lama tidak latihan, sekali latihan cukup memuaskan. Puas amburadulnya. Heheheh ... Tapi lumayan untuk refreshing. Drumer, Pak Andika, CEO Syafaat, katanya (cuma katanya loh :D), jaman awal kuliah dulu punya band yahud. Mas Cey, strategic planner, katanya musisi panggung pensi sekolahan. Saya? musisi tidak jelas rimbanya. Hahayy ... Setelah recording selesai, waktu ternyata sudah habis. "Mumpung di studio nih, mosok ra maen?" Akhirnya kita nambah waktu, eh ternyata setelah kami sudah ada yang mau latihan di situ, Cewe-cewe SMA. Lanjut makan siang dulu, kemudian kembali

Polo Shirt KAS 06

Akhirnya jadi juga rencana beberapa bulan yang lalu. Sebuah kaos bersama Komunitas Alumni SMTI angkatan 2006 ( KAS 06 ). Dari alternatif logo yang buanyak, akhirnya terpilih satu, dan aplikasi pertama kita masukkan ke kaos polo shirt . Ini kaos bersama pertama yang dibuat sejak terbentuknya KAS 06 secara resmi 17 bulan yang lalu

Ruang Inspirasi

Belakangan ini saya hidup ditemani beberapa makhluk aneh. Mungkin orang menganggap mereka biasa. Bisa juga saya yang kurang kerjaan, sampai memikirkan hal-hal yang dianggap sepele. Tapi yang sepele ini ternyata mempunyai arti yang luas. Benar juga kalimat "hal-hal besar dimulai dari hal-hal yang kecil".

Kilas Balik Perjalanan Karya Imam Zakaria (2008-2011)

Tempat pertama yang mengenalkan saya ke ilmu desain adalah Prodi Desain Komuniksai Visual ISI Yogyakarta. Waktu itu, bulan Juli 2008 saya mengikuti ujian masuk dkv ISI Jogja gelombang pertama. Tanpa persiapan yang matang. Entah itu teori desain atau belajar menghadapi tes masuk. Saat itu saya membawa pensil warna 12 warna milik adik saya. Dan pada saat tes wawancara, saya berhadapan dengan dua orang dosen penguji, yang belakangan saya baru tahu bahwa dua orang bapak itu adalah Pak Koskow dan Pak Baskoro. Di ruangan itu saya ditanya kenapa saya masuk ISI? “Karena saya ingin bekerja berdasar hobi saya, yaitu menggambar”, jawaban singkat saya. Ya, begitulah, di pikiran saya waktu itu, menurut saya pekerjaan yang tidak akan pernah membosankan adalah pekerjaan yang didasari oleh hobi. Karena akan dijalani dengan penuh suka cita.

Kopi

Kejujuran adalah mata uang yang paling berharga. Di mana pun kita berada. Sepahit apapun itu, semanis apapun itu ... Pemanis palsu hanyalah hampa Sumber : http://www.dewilestari.com/node/21 http://bzeines.files.wordpress.com/2011/04/coffee-mood-shot.jpg